Pernah nggak sih kamu lihat orang pakai celana cutbray atau jaket denim jadul dan langsung mikir, “Lho, bukannya itu tren zaman dulu ya?” Nah, fenomena bonus new member kayak gini sering disebut dengan fenomena retro, di mana gaya atau tren dari masa lalu kembali populer dan digandrungi banyak orang, terutama anak muda. Tapi, kenapa sih tren lama bisa hidup lagi?
Yuk, kita bahas bareng!
Apa Itu Fenomena Retro?
Secara sederhana, retro berarti “kembali ke masa lalu.” Dalam dunia fashion, musik, desain, bahkan teknologi, retro adalah gaya atau elemen dari era sebelumnya yang dihidupkan kembali. Misalnya, tren fashion tahun 80-an atau 90-an yang sekarang hits lagi di TikTok dan Instagram.
Retro bukan cuma soal nostalgia, tapi juga tentang gaya yang dianggap “keren” dan timeless.
Kenapa Tren Lama Bisa Populer Lagi?
1. Nostalgia Jadi Daya Tarik
Banyak orang suka mengingat masa kecil atau masa-masa indah di masa lalu. Musik, pakaian, atau mainan dari zaman dulu bisa membangkitkan perasaan hangat dan nyaman. Nah, nostalgia ini bikin orang rela pakai atau beli barang-barang dengan gaya retro.
2. Siklus Tren Selalu Berputar
Dalam dunia mode dan hiburan, tren itu seperti roda: muter-muter. Desainer dan kreator sering terinspirasi dari era sebelumnya. Akhirnya, gaya yang dulu pernah dianggap kuno jadi hits lagi dengan sentuhan modern.
3. Media Sosial Bikin Tren Cepat Menyebar
TikTok, Instagram, dan YouTube punya peran besar dalam menghidupkan tren lama. Satu video tentang fashion 90-an bisa viral dan bikin banyak orang ikutan. Algoritma media sosial juga senang memunculkan konten yang unik dan berbeda—dan gaya retro sering kali terlihat unik dibandingkan tren kekinian.
4. Anti Mainstream dan Unik
Anak muda zaman sekarang suka tampil beda. Nah, gaya retro sering dianggap unik karena nggak semua orang pakai. Dari outfit, gaya rambut, sampai filter foto ala kamera jadul, semuanya bisa jadi ciri khas.
5. Kualitas dan Nilai Seni
Beberapa barang retro, seperti kamera analog, radio jadul, atau furnitur vintage, punya kualitas dan nilai estetika yang tinggi. Orang jadi tertarik karena barang-barang ini terlihat lebih autentik dan artistik dibandingkan produk massal zaman sekarang.
Contoh Tren Retro yang Comeback
- Fashion: Jaket bomber, sepatu Converse, celana high waist, rok plisket, dan kacamata bulat.
- Musik: Vinyl dan kaset kembali digemari, bahkan beberapa musisi baru merilis album dalam format fisik.
- Desain interior: Gaya mid-century modern atau industrial yang dulu hits di tahun 60–70-an kini kembali tren.
- Teknologi: Kamera analog, game konsol klasik, bahkan ponsel lipat ala 2000-an mulai dicari-cari lagi.
Retro vs Vintage, Apa Bedanya?
Banyak yang bingung, retro itu sama nggak sih dengan vintage? Jawabannya: beda tipis!
- Retro: Gaya baru yang terinspirasi dari masa lalu.
- Vintage: Barang atau produk asli dari masa lalu, bukan replikanya.
Contohnya, baju gaya 90-an yang baru dibuat disebut retro, sedangkan baju asli dari tahun 90-an disebut vintage.
Kesimpulan
Fenomena retro bukan cuma soal gaya-gayaan. Ini adalah kombinasi dari nostalgia, siklus tren, media sosial, dan keinginan untuk tampil unik. Jadi, kalau kamu lagi suka pakai outfit ala 80-an atau ngoleksi kaset jadul, kamu bukan ketinggalan zaman—malah lagi hits!
Karena kadang, untuk tampil keren, kita memang harus “kembali ke masa lalu.”