Apakah Autisme “Epidemi” di AS? Memeriksa Klaim Robert F. Kennedy Jr.

Apakah Autisme “Epidemi” di AS? Memeriksa Klaim Robert F. Kennedy Jr.

Baru-baru ini, Sekretaris Kesehatan Federal Robert F. Kennedy Jr. mengklaim bahwa autisme adalah “epidemi” di Amerika Serikat dan “meningkat prevalensinya pada tingkat yang mengkhawatirkan.” Pernyataan ini muncul setelah laporan terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa satu dari setiap 36 anak di AS kini memiliki diagnosis autisme, naik dari perkiraan satu dari 44 anak pada tahun 2021.

Namun, para ahli medis, termasuk David Cutler, MD, seorang dokter keluarga bersertifikat di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica, CA, membantah klaim “epidemi” ini. Menurut Dr. Cutler, peningkatan yang tampak dalam diagnosis autisme di AS sebagian besar disebabkan oleh peningkatan kesadaran, kriteria diagnostik yang diperluas, dan praktik skrining yang lebih baik, daripada peningkatan prevalensi yang sebenarnya.

Faktor-faktor Kunci di Balik Peningkatan Diagnosis Autisme

Dr. Cutler menjelaskan beberapa faktor utama yang kemungkinan besar berkontribusi pada peningkatan diagnosis autisme yang diamati:


1. Peningkatan Skrining dan Diagnosis Dini

Sejak tahun 2006, American Academy of Pediatrics merekomendasikan skrining autisme rutin pada usia 18 dan 24 bulan. Pendekatan proaktif ini telah mengarah pada identifikasi anak-anak dengan autisme yang lebih dini, termasuk mereka yang memiliki gejala yang kurang jelas. Ini berarti individu autis dengan kebutuhan dukungan yang lebih rendah, yang secara historis mungkin tidak akan dipertimbangkan untuk diagnosis autisme, kini diakui berkat peningkatan skrining.


2. Peningkatan Kesadaran dan Advokasi

Kesadaran yang lebih besar di kalangan orang tua, pendidik, dan penyedia layanan kesehatan telah mendorong lebih banyak anak untuk dievaluasi dan didiagnosis. Hal ini sangat terlihat pada kelompok yang secara historis kurang terdiagnosis, seperti perempuan dan minoritas rasial, yang kini lebih mungkin untuk diidentifikasi dan menerima layanan yang sesuai. Ini menunjukkan bahwa https://www.danielbarkermd.com/ kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan individu yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir, yang sebelumnya kurang mungkin untuk dipertimbangkan untuk diagnosis autisme, kini menghadapi lebih sedikit hambatan dalam mengakses penilaian perkembangan saraf.


3. Substitusi Diagnostik

Dr. Cutler juga menyoroti fenomena “substitusi diagnostik.” Di masa lalu, anak-anak dengan masalah perkembangan yang lebih ringan mungkin didiagnosis dengan cacat intelektual atau gangguan belajar. Namun, seiring dengan berkembangnya pemahaman tentang autisme, banyak dari anak-anak ini kini didiagnosis dengan Gangguan Spektrum Autisme (ASD). Ini berarti bahwa beberapa kasus yang sebelumnya dikategorikan berbeda sekarang diklasifikasikan sebagai autisme, yang berkontribusi pada peningkatan angka diagnosis.


Singkatnya, meskipun angka diagnosis autisme di AS memang menunjukkan peningkatan, bukti ilmiah menunjukkan bahwa ini lebih merupakan cerminan dari kemajuan dalam deteksi dan pemahaman daripada “epidemi” yang sebenarnya. Fokus pada peningkatan kesadaran dan akses ke diagnosis yang tepat memungkinkan lebih banyak individu untuk menerima dukungan yang mereka butuhkan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

bonus new member 100

spaceman

depo 10k

jp789